Pakar kesehatan dorong penerapan THR kurangi risiko merokok
Rokok telah menjadi masalah kesehatan global yang serius, menyebabkan berbagai penyakit mematikan seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan. Di Indonesia sendiri, tingkat konsumsi rokok masih sangat tinggi, dengan sekitar 63% pria dan 4% wanita merokok setiap hari.
Untuk mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok, pakar kesehatan mengusulkan penerapan terapi penggantian nikotin (THR) sebagai salah satu solusi yang efektif. THR adalah metode terapi yang menggunakan produk pengganti nikotin, seperti permen karet, plester kulit, atau inhaler, untuk membantu perokok mengurangi atau berhenti merokok.
Pakar kesehatan mengatakan bahwa THR dapat membantu mengurangi keinginan untuk merokok dengan memberikan dosis nikotin yang stabil kepada perokok. Dengan demikian, perokok tidak perlu lagi menghisap rokok yang mengandung zat-zat berbahaya dan beracun.
Selain itu, THR juga dapat membantu mengurangi gejala penarikan yang dialami oleh perokok ketika mereka mencoba berhenti merokok. Hal ini dapat membuat proses berhenti merokok menjadi lebih mudah dan nyaman bagi perokok.
Meskipun demikian, pakar kesehatan juga mengingatkan bahwa THR bukanlah solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah merokok. Perokok yang menggunakan THR sebaiknya tetap berusaha untuk berhenti merokok sepenuhnya dan mengubah gaya hidup mereka menjadi lebih sehat.
Dengan menerapkan THR, diharapkan tingkat konsumsi rokok di Indonesia dapat turun dan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok dapat dikurangi. Selain itu, perokok juga diharapkan dapat memperoleh manfaat kesehatan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka.