Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi bahwa tingkat okupansi hotel di Indonesia pada tahun 2024 akan mengalami penurunan sebesar 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Prediksi ini menjadi perhatian serius bagi pelaku industri pariwisata di tanah air.
Menurut Ketua Umum PHRI, Budi Tirtawisata, penurunan okupansi hotel ini diprediksi akibat dari berbagai faktor yang mempengaruhi industri pariwisata di Indonesia. Salah satunya adalah dampak dari pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Kondisi ini membuat wisatawan menjadi lebih hati-hati dalam melakukan perjalanan, serta adanya pembatasan mobilitas yang diberlakukan oleh pemerintah.
Selain itu, persaingan yang semakin ketat di industri pariwisata juga menjadi faktor lain yang mempengaruhi penurunan okupansi hotel. Banyaknya hotel baru yang dibangun di berbagai destinasi wisata membuat persaingan semakin sengit dalam menarik perhatian wisatawan.
Untuk mengantisipasi penurunan okupansi hotel, PHRI menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Dibutuhkan upaya bersama untuk mempromosikan destinasi wisata di Indonesia, meningkatkan kualitas layanan, serta menciptakan paket-paket wisata yang menarik bagi wisatawan.
Selain itu, PHRI juga menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan yang ketat di seluruh hotel dan restoran untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para tamu. Hal ini diharapkan dapat membantu memulihkan kepercayaan wisatawan dalam melakukan perjalanan di tengah pandemi.
Meskipun prediksi okupansi hotel tahun 2024 menunjukkan penurunan, PHRI optimis bahwa dengan kerja sama yang baik serta upaya yang terus dilakukan oleh seluruh pihak terkait, industri pariwisata di Indonesia akan dapat pulih dan kembali berkembang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Semoga prediksi ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pelaku industri pariwisata untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi yang ada.