Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Tel Aviv mengungkap bahwa penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk berperilaku berisiko dibandingkan dengan individu yang tidak menderita ADHD. ADHD adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan dapat berlanjut hingga dewasa.
Studi ini melibatkan 120 partisipan yang terdiri dari penderita ADHD dan individu tanpa gangguan tersebut. Para partisipan diminta untuk melakukan serangkaian tes dan kuesioner untuk mengukur tingkat impulsivitas dan kecenderungan untuk berperilaku berisiko. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa penderita ADHD memiliki skor yang lebih tinggi dalam hal impulsivitas dan kecenderungan untuk melakukan perilaku berisiko.
Menurut Dr. David, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini, hal ini dapat disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan dalam neurotransmitter otak yang terkait dengan regulasi impulsivitas dan pengendalian diri. Penderita ADHD cenderung memiliki gangguan dalam sistem ini, sehingga mereka lebih rentan untuk melakukan perilaku yang berisiko.
Studi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara ADHD dan perilaku berisiko, yang dapat membantu dalam pengembangan metode intervensi dan penanganan yang lebih efektif bagi penderita ADHD. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berisiko pada penderita ADHD, diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup mereka dan mencegah terjadinya konsekuensi negatif akibat perilaku berisiko tersebut.
Para peneliti berharap bahwa hasil dari studi ini dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan terapi yang lebih efektif bagi penderita ADHD. Hal ini juga dapat menjadi peringatan bagi orang tua dan tenaga medis untuk lebih waspada terhadap perilaku berisiko pada penderita ADHD dan memberikan perlindungan serta dukungan yang sesuai bagi mereka.